Bagaimana Agama Islam Melihat Kitab-kitab Agama Lain?

kitab

Kitab suci Al-Quran merupakan kitab suci terakhir. Banyak kitab suci diturunkan Allah SWT sebelum kitab suci Al Quran.

Bagaimana agama Islam melihat kitab-kitab agama lain ?

Hadits ini diriwayatkan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya

Umar ibnul Khaththab datang kepada Nabi dengan membawa sebuah kitab yang diperolehnya dari sebagian ahlul kitab. Nabi pun membacanya lalu beliau marah seraya bersabda:

“Apakah engkau termasuk orang yang bingung, wahai Ibnul Khaththab? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku telah datang kepada kalian dengan membawa agama yang putih bersih. Janganlah kalian menanyakan sesuatu kepada mereka (ahlul kitab), sehingga mereka mengabarkan al-haq (kebenaran) kepada kalian namun kalian mendustakan al-haq tersebut. Atau mereka mengabarkan satu kebatilan lalu kalian membenarkan kebatilan tersebut. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa masih hidup niscaya tidaklah melapangkannya kecuali dengan mengikuti aku.”

Hadist Riwayat Al-Bukhari dalam Shahih-nya no. 4485

Adalah ahlul kitab mereka membaca Taurat dalam bahasa Ibrani dan mereka menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada orang-orang Islam. Maka Rasulullah n bersabda:

Janganlah kalian membenarkan ahlul kitab dan jangan pula mendustakannya, dan katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan pada kami….”

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata ketika menjelaskan sabda Nabi (Janganlah kalian membenarkan ahlul kitab dan jangan pula mendustakannya):

“Yakni apabila berita yang mereka kabarkan itu masih mengandung ihtimal (kemungkinan benar dan kemungkinan salah). Sehingga jangan sampai perkaranya benar namun kalian mendustakannya atau perkaranya dusta namun kalian membenarkannya, dan kalian pun terjatuh dalam dosa. Dan tidak ada larangan mendustakan mereka dalam perkara yang memang syariat kita menyelisihinya dan tidak pula ada larangan untuk membenarkan mereka dalam perkara yang disepakati syariat kita, demikian penjelasan Al-Imam Asy-Syafi’i.” (Fathul Bari 8/214)

1 Like

Rukun Iman yang ketiga adalah : Iman kepada kitab-kitab Allah

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS Al-Ma’idah Ayat 48)

Maksud dari Iman kepada kitab-kitab Allah adalah kita mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah kalam-Nya. Kita wajib mengimani secara terperinci semua kitab yang namanya disebutkan dalam Al-Quran ; Zabur, Taurat, Injil, suhuf Ibrahim dan suhuf Musa.

Selain kitab Allah yang disebutkan dalam Al-Quran, kita juga mengimaninya secara global bahwa Allah SWT mempunyai kitab lain selain daripada yang ada dalam Al Quran tersebut.

Tetapi mengingat umat Islam telah diberikan kitab Al Quran, kitab suci terakhir dan sempurna, serta kesempurnaannya telah dijamin oleh Allah SWT hingga akhir jaman, maka kita wajib untuk selalu kembali kepada Al Quran sebagai pedoman hidup.

1 Like