Apa saja tanda-tanda atau gejala yang menandakan kalau kita sedang depresi?

depresi

Kadang-kadang kita sendiri tidak sadar bahwa kita sedang dalam kondisi Depresi. Adakah tanda-tanda, baik ringan maupun berat, yang harus diperhatikan agar kita tahu bahwa kita sedang dalam kondisi depresi atau tidak.

Depresi dapat diartikan sebagai gangguan alam perasaan yang ditandai oleh penurunan afek (mood), gangguan psikomotor, dan gangguan somatik. Penurunan afek ditandai perasaan murung atau sedih yang menetap dan kehilangan minat. Gangguan psikomotor ditandai perlambatan gerakan, lesu, letih, pembicaraan menurun, mudah lupa, tidak mampu mengambil keputusan, rendah diri. Sebagian memasukkan gangguan psikomotor. Gangguan somatik ditandai dengan gangguan tidur, gairah seks menurun, nafsu makan menurun.

Depresi adalah suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan dan dangkal (low mood) sebagai akibat dari pengaruh peristiwa yang tidak diharapkan, dimana manifestasi gejalanya dapat bersifat ringan hingga pada tingkat yang berat (Rosenbaum, 2000).

Menurut International Statistical Classification of Diseases Tenth Revision (ICD-10) gejala utama depresi adalah mood depresi, hilang minat/semangat, mudah lelah/hilang tenaga.

Gejala tambahan antara lain konsentrasi menurun, harga diri turun, rasa bersalah, pesimis melihat masa depan, ide bunuh diri atau menyakiti diri, pola tidur berubah dan nafsu makan menurun.

Seseorang dikatan Depresi bila terdapat minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan.

Depresi merupakan suatu continuum, dari ringan hingga berat. Secara umum depresi digolongkan dalam 5 kategori yaitu depresi mayor, depresi minor, gangguan penyesuaian dengan mood depresi, gangguan mood organik dan perkabungan tanpa komplikasi.

  • Depresi mayor adalah depresi berat, bersifat endogen.
  • Depresi minor adalah adalah depresi ringan.
  • Gangguan penyesuaian dengan dengan mood depresi merupakan depresi merupakan depresi karena suatu stresor atau disebut depresi reaktif.
  • Gangguan mood organik antara lain depresi yang timbul akibat minum obat-obatan tertentu.
  • Perkabungan adalah depresi normal yang biasanya dalam batas waktu tertentu.

Dalam Buku Panduan Pedoman Diagnostik Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) gejala utama depresi pada derajat ringan, sedang dan berat meliputi: afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunya aktivitas.

Gejala lainnya antara lain:

  • Konsentrasi dan perhatian berkurang
  • Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
  • Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
  • Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
  • Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
  • Tidur terganggu
  • Nafsu makan berkurang

Untuk tingkatan depresi, dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

Kategori diagnosis depresif berat tanpa gejala psikotik :

  • Semua 3 gejala utama depresi harus ada
  • Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa diantaranya berintensitas berat
  • Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pesien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejala secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap tingkatan depresif berat masih dapat dibenarkan.
  • Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang- kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu dari 2 minggu.
  • Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas (PPDGJ III, 2003).

Kategori diagnosis depresif berat dengan gejala psikotik :

  • Epsisode depresi berat yang memenuhi kriteria tersebut diatas.
  • Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinana atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging yang membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor (Maslim, 2001).

Depresi adalah emosi yang datang di tengah ketidakberdayaan, kegagalan individu, dan datang saat individu berusaha untuk mendapatkan kekuasaan yang belum dapat direalisasikan (Seligman, 1993).

Gejala Depresi


Gejala klinis depresi dapat terlihat sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan ( affective/ mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa, dan lain sebagainya. Gejala-gejala depresi termasuk kesedihan mendalam dan/atau ketidakmampuan untuk mengalami kenikmatan. Gejala fisik dari depresi juga umum, termasuk energi kelelahan dan merasa sakit fisik. Meskipun orang-orang dengan depresi biasanya merasa lelah, mereka mungkin merasa sulit untuk tertidur, dan mungkin sering terbangun (Davison, dkk., 2010).

Keltner, dkk (1999) menjelaskan bahwa individu menderita gangguan depresi jika lima (atau lebih) gejala depresi telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang. Gejala depresi ialah keadaan emosi yang tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).

Beberapa gejala yang mungkin terjadi pada seseorang yang mengalami depresi (Keltner, dkk., 1999) yaitu:

  • Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain);

  • Kehilangan berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan);

  • Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari;

  • Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat);

  • Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari; Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi) hampir setiap hari; Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain);

  • Berulang kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri.

Beberapa gejala depresi yang biasa nampak pada penderitanya yaitu :

1. Mengalami Gangguan Sulit Tidur

Penderita depresi rata-rata akan mengalami kesulitan tidur dikarenakan merasa tertekan dan gelisah akan berbagai masalah yang dihadapi. Hal ini akan mengakibatkan pola tidur yang tidak sehat dan akan mempengaruhi stamina.

2. Nafsu Makan Menurun Drastis

Pada dasarnya setiap orang yang mempunyai masalah, terutama yang berat akan mengalami berkurangnya nafsu makan. Hal ini karena Otak selalu terfokus pada masalah tersebut. Dan pada penderita depresi ini sangat signifikan sekali terlihat yaitu berat badan menjadi turun secara drastis.

3. Sering marah dan mudah tersinggung

Jika Anda sering merasa gelisah atau tertekan karena suatu hal maka Anda termasuk orang yang mudah tersinggung atau marah, hal ini karena anda sulit mengontrol dan mengendalikan emosi anda. Padahal masalah tersebut adalah hal yang sepele namun terkesan berat bagi anda.

4. Tidak Bangga akan diri sendiri

Bagi orang-orang yang mengalami depresi, suara hati dapat memiliki pengaruh kuat dan merusak pada pikiran mereka. Seolah-olah selalu ada yang kurang pada dirinya. Mereka tidak bisa mensyukuri apapun yang terjadi, padahal jika ditelusuri lebih dalam masih banyak orang lain yang lebih pelik masalahnya, namun tetap bisa mengontrol diri.

5. Merasa Putus Asa Tingkat Tinggi

“Salah satu gejala terburuk dari depresi adalah perasaan putus asa,” kata konselor Jaime W. Vinick. Perasaan putus asa bahkan membuat beberapa orang memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka karena merasa tidak ada solusi dari masalah yang dihadapi. Depresi ini sudah mencapai level akut yang harus segera diatasi baik oleh pengobatan secara medis maupun dengan metode terapi.

6. Kehilangan tujuan dan arah hidup

Orang yang mengalami depresi akan merasa kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya mereka sukai. Itu akan membuat mereka semakin terpuruk dan merasa terisolasi.mereka terkungkung dengan kesedihan dan kepedihan yang dialami hal ini akan semakin membuat gairah dan tujuan hidup semakin tak terarah.

7. Merasa Sering Kelelahan

Depresi bisa membuat orang merasa tidak bersemangat dan kekurangan energi. Terlebih lagi, kualitas tidur yang buruk dapat memperburuk rasa kelelahan itu.Apalagi bagi anda yang memiliki aktivitas padat , tentu akan semakin memperparah kondisi psikis anda.

Beck (1967) membuat kategori simtom-simtom depresi dalam lima kelompok simtom, yaitu : simtom-simtom emosional , fisik , kognitif , motivasional , dan behavioral . Penjelasan secara rinci oleh Beck sebagai berikut :

Simtom-simtom emosional


Simtom emosional merupakan perubahan perasaan atas tingkah laku yang merupakan akibat langsung dari keadaan emosi. Dalam penelitiannya, Beck (1967) menyebutkan sebagai manifestasi emosional yang meliputi penurunan mood , pandangan negatif tentang diri sendiri, tidak lagi merasakan kepuasan, menangis, hilangnya respons yang menggembirakan. Penurunan mood merupakan karakteristik yang paling umum dari simtom emosional. Penurunan mood tampil bila seseorang merasa sedih, kelabu, atau disphoria . Perasaan-perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, seperti : saya tidak berharga, lemah dan tidak berdaya.

Hilangnya kepuasan berangkat dari penurunan aktivitas, seiring peningkatan dari depresi. Bahkan pada kegiatan-kegiatan yang yang berkaitan dengan kebutuhan biologis, seperti makan, minum, dan seks.

Sebaliknya kepuasan dari aktivitas pasif seperti tidur, istirahat, dan bersantai lebih memberikan kepuasan. Hilangnya emosi kasih sayang berkaitan dengan kegiatan yang berhubungan dengan orang lain. Perasaan ini bergradasi dari menipisnya intensitas afeksi, cinta, bergerak ke perasaan acuh tak acuh sampai apatis dimana individu hanya mampu memberikan reaksi negatif terhadap perasaan positif apapun. Stimuli yang biasanya tidak mempengaruhi individu, sekarang menimbulkan tangis. Pada taraf yang parah, individu tidak lagi dapat menangis, meskipun ia ingin menangis. Hilangnya respons yang menggembirakan dalam artian hilangnya kemampuan menangkap informasi yang berisikan humor. Mendengar lelucon tidak lagi menjadi sumber kepuasan, bahkan sebaliknya dapat memberikan respons tersinggung.

Simtom-simtom kognitif


Beck (1967) menyebutkan bahwa manifestasi kognitif dari orang-orang depresi antara lain penilaian diri sendiri yang rendah, harapan-harapan negatif, menyalahkan serta mengkritik diri sendiri, tidak dapat memutuskan suatu hal, distorsi body image (depersonalisasi maupun derealisasi).

Penilaian diri yang rendah terhadap kemampuan intelegensi, penampilan, kesehatan, daya tarik, popularitas, atau penghasilannya jika penderita telah bekerja. Harapan-harapan negatif termasuk di dalamnya mengharapkan hal-hal yang terburuk dan menolak kemungkinan adanya perbaikan, perubahan menuju hal yang lebih baik. Pandangan yang negatif ini sering menjadi sumber frustrasi bagi teman-teman, keluarga, dan dokter maupun psikologyang menanganinya.

Penderita depresi kerap kali beranggapan bahwa keadaan yang tidak mencukupi, baik berupa kondisi fisik, sosial maupun finansial akan berlanjut atau bertambah buruk di masa mendatang. Pikiran atas keadaan jadi lebih buruk atau tidak mungkin pulih kembali terhadap keadaan diri atau masalah-masalahnya akan menjadi dasar pertimbangan untuk bunuh diri sebagai suatu langkah yang masuk akal. Menyalahkan dan mengkritik diri sendiri berkaitan dengan anggapan bahwa hal-hal yang kurang menguntungkan, kemalangan yang terjadi disebabkan oleh beberapa kekurangan yang ada pada dirinya dan menyalahkan diri sendiri atas kekurangan tersebut.

Simtom-simtom Motivasional


Dorongan-dorongan dan impuls-impuls yang menonjol dalam depresi mengalami regresi terutama aktivitas-aktivitas yang menuntut tanggung jawab atau inisiatif serta energi yang cukup besar. Hilangnya motivasi (paralysis of will) ditemukan pada 65% sampai 86% penderita depresi (dalam Beck, Rush, Shaw, & Emery, 1978). Penderita memiliki masalah besar dalam memobilisasi dirinya untuk menjalankan aktivitas- aktivitas yang paling dasar seperti makan, minum, dll. Meskipun individu mengetahui apa yang harus ia lakukan, namun tidak ada kemauan untuk melakukannya. Simtom motivasional lainnya yakni keinginan untuk menyimpang dari pola hidup sehari-hari.

Di samping itu, cenderung menunda kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan kepuasan segera, lebih sering melamun daripada mengerjakan sesuatu. Simtom motivasional yang lebih parah lagi adalah bunuh diri dan peningkatan dependensi.

Simtom-Simtom Fisik


Simtom tersebut meliputi : hilangnya nafsu makan, gangguan tidur, mudah lelah dan hilang libido. Mudah lelah ini berkorelasi tinggi dengan pandangan pesimis dan kurangnya kepuasan. Simtom spesifik dari mudah lelah, antara lain :kaki dan tangan terasa berat, tidak bergairah, dan merasa lemah untuk bergerak.

Simtom Behavioral


Simtom behavioral ini menurut Beck,Rush, Shaw& Emery (1979) meliputi : Pasivity (kecenderungan seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang pasif saja), perilaku menghindar, Inertia (kecenderungan untuk malas melakukan sesuatu), bahkan kecenderungan seseorang untuk mengalami social skills deficit ,yaitu suatu ketidakberfungsian seseorang dalam kehidupan sosialnya yang disebabkan oleh sikap menghindar yang terlalu ekstrim terhadap orang lain. Simtom behavioral ini sangat terkait dengan simtom motivasional yang dialami seorang dengan gangguan depresi mayor.

Secara umum, kemunculan depresi dapat ditandai dengan simptom-simptom yang sifatnya mudah dikenali oleh individu yang mengalaminya atau orang-orang yang ada di sekitarnya. Simptom-simptom tersebut terdiri dari simptom motivasi, emosi, kognitif atau fungsi diri, tingkah laku, dan biologis (Blazer, 1982; Gilbert, 2000; Rosenvald, Oei & Schmidt, 2007).

  • Simptom motivasi

    Simptom motivasi tampil dalam bentuk kehilangan tenaga dan minat melakukan sesuatu, termasuk yang biasanya disukai. Simptom ini juga dapat muncul dalam bentuk usaha menghindar dari pekerjaan atau kegiatan lain yang menuntut tanggung jawab dalam pelaksanaannya.

  • Simptom emosi atau suasana perasaan

    Simptom emosi atau suasana perasaan tampil dalam bentuk munculnya kekosongan di dalam diri yang disertai dengan menurunnya emosi-emosi positif yang dirasakan sehari-hari. Selain itu, dapat muncul juga mood / suasana hati depresif dan perasaan murung serta perasaan tidak berharga di dalam diri.

  • Simptom kognitif

    Simptom kognitif tampil dalam bentuk penurunan konsentrasi, atensi, kemampuan berpikir, serta fungsi ingatan. Selain itu, dapat pula muncul pikiran-pikiran negatif berisi pesimisme mengenai masa depan, hingga pemikiran untuk mengakhiri hidup.

  • Simptom tingkah laku

    Simptom tingkah laku tampil dalam bentuk penghentian aktivitas, termasuk yang biasa disukai, menarik diri dari interaksi sosial, atau justru ingin selalu ditemani oleh orang lain. Simptom ini biasanya sangat terkait dan mencerminkan bentuk nyata dari simptom motivasi.

  • Simptom biologis atau kondisi fisik

    Simptom biologis atau kondisi fisik tampil dalam bentuk kesulitan tidur atau justru terlalu banyak tidur, berkurang atau bertambahnya napsu makan yang disertai dengan penurunan atau penambahan berat badan, serta minat seksual yang menurun.

Depresi juga dapat ditandai dengan munculnya tanda-tanda yang dapat diobservasi, sebagai berikut (Blazer, 1982; Blazer, 2003):

  1. Penampilan

    Tanda-tanda penampilan tampak dari ekspresi wajah yang sedih atau menyimpan kemarahan, hingga menangis dengan frekuensi yang cukup sering. Selain itu, bisa juga terjadi penurunan atau penambahan berat badan yang signifikan hingga jelas terlihat.

  2. Retardasi psikomotor atau fisik

    Tanda-tanda retardasi psikomotor antara lain tampak dari tempo bicara yang menjadi lebih lambat, gerakan yang juga melambat, penggunaan gestur yang minim. Individu yang mengalami depresi juga biasanya menjadi lebih pendiam, atau bahkan tidak mau bicara sama sekali.

  3. Agitasi psikomotor

    Tanda-tanda agitasi psikomotor biasanya tampak dari tidur yang tidak tenang karena individu banyak bergerak saat tidur. Tanda lain yang mungkin muncul, tetapi jarang adalah kebiasaan memegang orang lain terus-menerus atau muncul masalah saat berjalan karena terburu-buru atau terlalu lambat.

  4. Tingkah laku yang bizzare atau tidak sesuai

    Tanda tingkah laku ini bisa muncul dalam bentuk percobaan bunuh diri dan penolakan untuk makan atau minum. Tanda lain yang dapat muncul adalah adanya luapan agresi yang ditampilkan kepada orang lain.