Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai sebuah tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motifasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Menurut Mc. Donal, motivasi adalah Perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Menurut Oemar Hamalik motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dari penggertian yang diuraikan diatas, menurut Nurlaili, motivasi mengandung tiga elemen penting yaitu:
- Motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
- Motivasi ditandai dengan munculnya feeling atau rasa seseorang. Rasa disini dapat diartikan sebagai semangat atau tekad yang kuat.
- Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motifasi memang muncul dri dalam diri manusia tetapi kemunculanya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut tentang kebutuhan.
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motifasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, mengerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
-
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
-
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan tersebut merupakan inti motifasi.
-
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini prilaku belajar.
Pentingnya motivasi dalam belajar
Pentingnya motivasi belajar bagi siswa menurut Dimiati & Mudjiono (1992) yaitu:
- Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
- Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebayanya.
- Mengarahkan kegiatan belajar.
- Membesarkan semangat belajar.
- Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (disela-selanya ada istirahat atau bermain) yang berkesinambungan.
Pentingnya seorang guru mengetahui motivasi belajar siswa menurut Dimiati & Mudjiono yaitu:
- Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
- Mengetahui dan memahami motifasi belajar siswa di kelas yang bermacam-ragam.
- Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu peran diantaranya seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadia, atau pendidik.
- Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.
Jenis Motivasi
Motivasi, sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat-tingkat. Para ahli jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat kekuatanyya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi primer, dan motivasi sekunder.
Jenis motivasi dibagi menjadi dua yaitu :
-
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar yang umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Berikut merupakan motivasi primer menurut para ahli :
-
Motivasi sekunder adalah memotivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh makan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. “Bekerja dengan baik” merupakan motivasi sekunder. Bila orang bekerja dengan baik, maka ia memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan penguat motivasi sekunder.uang merupakan penguat umum, agar orang bekerja dengan baik. Bila orang memiliki uang, setelah ia bekerja dengan baik makaia dapat membeli makanan untuk menghilangkan rasa lapar.
Hal ini berhubungan dengan perilaku manusia yang terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah aspek emosional yang terdiri dari motif sosial, sikap, dan emosi. Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkait dengan pengetahuan. Komponen konatif adalah terkait dengan kemauan dan kebiasaan bertindak.
Sifat Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal dan dari luar seseorang yang dikenal sebagai motivasi eksternal. Di samping itu kita bisa membedakan motivasi intrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakuakannya.
Sebagai ilustrasi, seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin mengetahui kisah seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Motivasi memang mendorong terus, dan memberi enenrgi pada tingkah laku. Setelah siswa tersebut menamatkan sebuah buku maka ia mencari buku lain untuk memahami tokoh yang lain. Keberhasilan membaca sebuah buku akan menimbulkan keinginan baru untuk membaca buku yang lain. Hal tersebut mengarah pada timbulnya motivasi prestasi.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Sebagai ilustrasi, seorang siswa kelas satu SMP belum mengetahui tujuan belajar di SMP. Semula ia hanya ikut-ikutan belajar dengan teman sebayanya di SMP. Berkat penjelasan wali kelas satu SMP, siswa tersebut memahami faedah belajar di SMP bagi dirinya. Siswa tersebut belajar dengan giat dan bersemangat. Hasil belajar siswa tersebut sangat baik, dan melanjutkan pelajaran di SMA.
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal rekayasa pedagogis guru. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya, guru melakukan penelitian. Adakalanya guru menghadapi siswa yang belum memiliki motivasi belajar yang baik.