Apa yang anda ketahui tentang Kemampuan Akuntabilitas?

akuntabilitas

Akuntabilitas, menurut KBBI, artinya adalah perihal bertanggung jawab atau keadaan dapat dimintai pertanggungjawaban. Akuntabilitas adalah sebuah kewajiban melaporkan dan bertanggung jawab atas keberhasilan atau pun kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui media pertanggungjawaban yang dikerjakan secara berkala.

Akuntabilitas Pada Anggota (Accountability for Others) - bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan mereka yang Anda kelola.

3 Likes

Akuntabilitas bukan hanya sekedar menerima kesalahan jika suatu hal buruk terjadi. Bukan hanya pengakuan Namun, tentang bagaimana cara seseorang berkomitmen. Rasa tanggung jawab pada hasil kerja, menggambil inisiatif secara bijaksana dan sesuai strategi yang ditentukan sebelumnya.

Marah ketika ada kegagalan projek bukanlah hal yang produktiv agar membuat orang memiliki rasa tanggungjawab. Hal tersebut malah akan mendorong orang tersebut tidak termotivasi dan mengurangi performa kerja.

Lalu bagaimana cara kita menggembangkan akuntabilitas ?

Kita dapat mengacu pada 5 area berikut :

  1. Ekspektasi yang jelas
    Langakah pertama adalah kita tau jelas apa yang kita harapkan dari hal yang kita kerjakan. Ini berarti kita sudah jelas tentang hasil keluaran tentang yang kita kerjakan dan sudah au bagaimana cara mengukr kesuksesan hal yang kita kerjakan. Semakin berpengalaman tim yang ada maka ide dan strategi yang adtang dari tim akan semakin bagus. Diskusikan degan tim ekspektasi yang bagaimana yang mereka harapkan dari hal yang mereka kerjakan. Ini untuk menyelaraskan hal yang kamu dan tim lakukan sudah dalam satu frekuensi sehingga ukuran ekspektasi terhadap outcome tidak saling berselisih.

  2. Kapabilitas yang jelas
    Sumber apa saja yang dibutuhkan dan kemampuan dari orang yang mengerjakan harus jelas. Jika tim tidak memiliki kemampuan atau sumber yang dibutuhkan maka harus ada rencana untuk mensiasatinya. Jika tidak kita harus menyerahkan projek kepada orang lain yang mampu kalau tidak tim akan menemuai kegagalan.

  3. Pengukuran yang jelas
    Hal yang membuat ketua tim frustasi adalah kegagalan projek. Hal ini biasanya terjadi ketika anggota tim yang mengerjakan terlalu takut untuk meminta bantuan. Ketika kamu mengekspektasi progres projek terjadi akan dilalukan setiap minggu, jika ada hal yang belum selesai atau terjadi kesalahan maka harus ada solusi secepat mungkin agar projek tetap berjalan pada rundown yang ada.

  4. Feedback yang jelas
    Jujur, terbuka adalah kriteria feedback yang penting. Tim harus mengerti dalam keadaan apa mereka berjalan. Feedback dapat berguna agar projek yang dikerjakan masih dalam track yang ada. Memberi feedbak setiap progress projek dengan kata-kata yang menbantu dan baik adalah cara yang tepat untuk memberi feedback.

  5. Konsekuensi yang jelas
    Jika hal-hal diatas sudah dilakukan, maka kamu sudah yakin bahwa kamu melakukan yang diutuhkan untuk mendukung kinerja Tim. Pada tahap ini kamu memilki tiga pilihan : Repeat “ulangi langkah diatas jika masih ada hala yang rirasa kurang” Reward "Jika Hal yang dilakukan telah sukse dan Release “Jika yang bersangkutan dirasa tidak bertanggung jawab dan tidak cocok untuk peran tersebut”

SUMBER : https://hbr.org/2016/01/the-right-way-to-hold-people-accountable

1 Like

Akuntabilitas lebih mengacu pada tanggung jawab individu untuk pekerjaan yang dilakukannya, entah pada anggota ataupun para Pemimpin mengenai pekerjaannya.

Seorang pemimmpin yang sukses harus mempunyai akuntabilitas atau tanggung jawab terhadap pekerjaannya, dengan itu akuntabilitas akan sangat membatu dalam mencapai tujuan. Adapun manfaat dari Akuntabilitas atau memiliki rasa tanggu jawab, seperti dapat mempercepat pekerjaan.

Dengan memiliki akuntabilitas atau rasa tanggung jawab otomatis seseororang akan lebih cekatan dalam mengerjakan sesuatu karna mereka mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Akuntabilitas membantu Anda mengukur keberhasilan Anda.

Adapun langkah sederhana untuk akuntabilitas seperti berikut tanggung jawab pribadi akan mengubah perspektif anda dan memberdayakan anda untuk tidak menunda nunda pekerjaan, mencari patner yang bisa mengajarkan untuk bisa lebih bertanggungjawab dan berkotmitmen.

Sumber : 5 Benefits of Accountability to Achieve Your Goals

1 Like

The Secret to Improving Accountibility in Others

Menurut Rick Lepsinger dalam artikelnya di business2community, cara terbaik mengelola akuntanbilitas seseorang adalah mempersiapkan orang itu untuk mengikuti cara yang benar daripada harus membuat orang itu tetap dalam batasan akuntanbilitas saat dia sudah melakukan kesalahan. Terdapat tiga cara untuk memastikan orang itu bekerja sesuai ketentuan dan memberikan komitmen yang kuat terhadap tanggung jawab mereka, yakni menjelaskan penyelesaian tugas yang diharapkan, kesepakatan batas akhir penyelesaian tugas, dan memberikan check point. Ketiga teknik tersebut dijelaskan dalam akronim ATC atau action, timetable, dan checkpoint.

  • Action: langkah ini adalah saat para manajer menjelaskan bagaimana hasil yang diharapkkan, menyamakan persepsi bagaimana ‘hasil baik’ yang dimaksud dan menjelaskan siapa yang akan bertanggung jawab atas bagian-bagian dalam tugas tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan komitmen yang kuat dari pekerja, juga untuk menghindari kalimat yang diawali dengan ‘kata dia’ saat tiba waktunya pertanggung jawaban tugas.

  • Timetable: kesepakatan batas akhir penyelesaian tugas perlu dijelaskan dengan batas waktu yang jelas. Kesepakatan ‘secepatnya’ atau ‘minggu depan’ atau ‘bulan depan’ akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang menyebabkan pekerja tidak berkomitmen untuk mengerjakan tugas sesegera mungkin.

  • Checkpoints: kesalahan yang biasanya dilakukan oleh manajer awam adalah tidak diberikannya check point untuk perkembangan pengerjaan tugas, sehingga biasanya tugas dikumpulkan di batas akhir pengerjaan dan pengumpulan seperti itu tidak memberikan cukup ruang untuk memperbaiki kesalahan –jika terdapat kesalahan dalam pengerjaan-. Pada manajemen proyek terkini, manajer membuat check point perkembangan pengerjaan pada setiap jangka waktu tertentu, agar ada cukup waktu untuk membenahi kesalahan jika ditemukan adanya masalah.
    Meskipun sudah banyak cara dilakukan agar kontribusi orang tetap berada di dalam akuntanbilitas yang baik, tidak sedikit kasus bahwa pekerja tetap melakukan kesalahan. Daripada memarahi orang yang melakukan kesalahan, lebih baik orang tersebut diingatkan untuk selalu berintrospeksi akan apa kontribusi yang dia berikan kepada pekerjaan sudah sesuai dengan harapan atau belum dengan tiga pertanyaan berikut:

  • Dalam kesalahan: “apa yang dapat saya lakukan untuk kembali dalam ritme pekerjaan yang seharusnya”

  • Menghindari kesalahan di masa depan: “apa yang dapat saya lakukan untuk menghindari masalah ini terulang lagi?”

  • Masalah yang sudah terjadi: “apa yang seharusnya saya lakukan agar kesalahan itu tidak terjadi? Apakah yang saya lakukan adalah sumber dari masalah tersebut?”

Meskipun kita tidak dapat memprediksi apa yang akan orang katakan dan lakukan, setidaknya menurut survey 77% perusahaan dengan performa prima menyatakan bahwa pegawai mereka pada semua level memiliki akuntanbilitas akan pekerjaan yang dilakukan.

Banyak organisasi berusaha untuk menciptakan iklim akuntabilitas dengan sistem manajemen kinerja yang kuat. Harapannya adalah bahwa dengan membangun kejelasan dan akuntabilitas (pertanggungjawaban) dalam peluncuran strategi perusahaan dan tujuan tim, kemungkinan mereka akan mencapai peningkatan. Meskipun kesadaran untuk meluncurkan strategi baru dengan komunikasi dan tujuan ataupun sasaran untuk menerjunkan (launching) sistem. Sebagian besar karyawan masih bingung tentang arah bisnis dan bagaimana target bisnis mempengaruhi mereka. Pemimpin sering berkomentar tentang alasan mengapa bisnis tidak berkembang adalah karena kekurangan akuntabilitas (tanggungjawab).

Dalam artikel The Important of Accountability, akuntabilitas dalam organisasi adalah proses pengendalian manajemen respon yang diberikan atas tindakan seseorang. Dalam peran kepemimpinan, akuntabilitas adalah pengakuan dan asumsi tanggung jawab atas tindakan, produk, keputusan, dan kebijakan termasuk administrasi, pemerintahan, dan pelaksanaan dalam lingkup peran atau karyawan posisi. Akuntabilitas juga meliputi kewajiban untuk melaporkan, menjelaskan, dan menjawab untuk menghasilkan konsekuensi. Sebagai pemimpin sering membuat keputusan dengan konsekuensi yang luas, akuntabilitas memiliki komponen etis substansial.

Akuntabilitas di Perusahaan
Akuntabilitas juga memiliki hubungan yang kuat dengan harapan. Karyawan yang tidak memenuhi harapan atasan harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan harus menjawab ketidakmampuan mereka dalam melakukannya. Akuntabilitas sangat penting untuk memastikan kinerja tinggi dalam sebuah organisasi. Namun, manajer harus memberitahukan harapannya kepada orang yang bertanggung jawab atas tindakan atau tugas tertentu. Tanpa tujuan yang ditetapkan, karyawan tidak memiliki kerangka acuan untuk bagaimana mereka tampil di tempat kerja. Mereka tidak dapat mengandalkan pedoman atau struktur yang membantu mereka mencapai tujuan kinerja mereka.

Bawahan dan pengawas harus memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana proyek-proyek mereka harus ditangani dan disampaikan. Tingkat harapan yang jelas dan pemahaman bahwa semua karyawan bertanggung jawab atas kinerja mereka meningkatkan semangat kerja karyawan dan produktivitas di tempat kerja.

Akuntabilitas Global
Satu masalah lambang dalam konteks global adalah bahwa lembaga seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional, yang didirikan dan didukung oleh negara-negara kaya dan memberikan bantuan dalam bentuk hibah dan pinjaman kepada negara-negara berkembang. Pertanyaannya apakah lembaga-lembaga ini tetap harus bertanggung jawab kepada pendiri dan investor mereka atau untuk orang-orang dan negara yang mereka bantu.

Dalam perdebatan keadilan global dan konsekuensi yang terdistribusi, banyak penduduk cenderung menganjurkan akuntabilitas yang lebih besar untuk populasi secara tradisional terpinggirkan dan negara-negara berkembang. Di sisi lain, mereka yang mengadopsi pandangan yang lebih nasionalis menyangkal prinsip universalisme moral; mereka berpendapat bahwa penerima manfaat dari inisiatif pembangunan global tidak memiliki hak substantif untuk memanggil lembaga-lembaga internasional ke rekening. The One World Trust Akuntabilitas Global Report, yang diterbitkan dalam siklus penuh pertama 2006-2008, merupakan salah satu upaya untuk mengukur kemampuan organisasi global untuk bertanggung jawab kepada para pemangku kepentingan mereka.

Contoh
Amerika Serikat Departemen Organisasi memberikan pedoman khusus tentang akuntabilitas manajer. Manajer bertanggung jawab atas kualitas dan ketepatan waktu kinerja program, meningkatkan produktivitas, pengendalian biaya dan mengurangi aspek negatif dari operasi lembaga, dan meyakinkan bahwa program dikelola dengan integritas dan sesuai dengan hukum yang berlaku.

masalah tentang akuntabilitas sudah menjadi topik yang hampir banyak dibicarakan hampir sepuluh tahun terakhir dan hal itu menjadi permasalahan pada masalah kepemimpinan. ketika menjadi seoran pemimpin , otomatis kita dijadikan sebagai panutan oleh karyawan yang lain.

seorang pemimpin dapat menciptakan sebuah akuntabilitas dimulai dari dirinya sendiri. Namun, menjadi panutan tidak dapat membuat orang laiin langusung menjadi bertanggung jawab. beberapa hal yang harus dilakukan pemimpin agar karyawan-karyawannya mempunyai tanggung jawab antara lain :

  1. Mempunyai Harapan
    tanpa adanya harapan, seorang pemimpin dan karyawan-karyawannya akan berakhir dengan rasa kecewa dan frustasi. karena itu dapat menggambarkan kinerja yang baik ataukah buruk.

  2. Mempunyai komitmen
    tanpa adanya komitmen,kita akan mendapatkan pengaduan ataupun perlawanan. jangan menggaggap diri Anda sudah berkomitmen hanya karena Anda sudah mendiskusikannya bersama mereka. tunjukkan pada mereka seperti " saya akan mencoba", “saya akan melakukan yang terbaik”.

  3. Koreksi Apa Yang Akan Direncanakan
    Inspeksi menunjukkan kurangnya kepercayaan pada orang lain, tapi sebenarnya inspeksi dapat juga menunjukkan sikap kepedulian, dan juga dapat membantu dalam menyelsaikan masalah. Selain itu inspeksi dapat juga dijadikan sebagai pujian pada sebuah progres.

  4. Memberikan Feedback dan Konsekuensi
    Sebuah masukan dapat membuat seseorang mengerti apa yang harus dilakukannya. Jika sebuah harpan tidak terpenuhi, meraka harus tahu tentang hal itu dan harustahu juga solusi untuk menghadapinya. Jika kinerja sesoran tidak sesuai harapan, maka juga harus ada konsekuensi.Jika tidak ada konsekuensi maka akuntabilitas tidak akan pernah ada.

sumber : Bagaimana cara menjadu akuntabilitas dan menjadikan seseorang akuntabilitas

Akuntabilitas Pada Anggota (Accountability for Others)

Akuntabilitas adalah kemampuan memberi jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan seseorang/sekelompok orang terhadap masyarakat luas dalam suatu organisasi (Syahrudin Rasul, 2002:8).

Sedangkan menurut UNDP, akuntabilitas adalah evaluasi terhadap proses pelaksanaan kegiatan/kinerja organisasi untuk dapat dipertanggungjawabkan serta sebagai umpan balik bagi pimpinan organisasi untuk dapat lebih meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang.

Akuntabilitas merupakan konsep yang komplek yang lebih sulit mewujudkannya dari pada memberantas korupsi. Akuntabilitas adalah keharusan lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih menekan pada pertanggungjawaban horizontal (masyarakat) bukan hanya pertanggungjawaban vertikal (otoritas yang lebih tinggi). (Turner and Hulme, 1997).

Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban dari seseorang atau sekelompok orang yang diberi amanat untuk menjalankan tugas tertentu kepada pihak pemberi amanat baik secara vertikal maupun secara horizontal.

Pentingnya Akuntabilitas

Jika sebuah tim cukup akuntabel, setiap orang harus memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka.

“People aren’t going to hold each other accountable if they haven’t clearly bought in to the same plan.”

Pada akhirnya adalah tentang setiap anggota tim harus akuntable terhadap tim. Artinya bahwa setiap anggota tim tidak akan membiarkan tim menurun. Tim menuntut setiap anggotanya bertanggungjawab untuk mencapai hasil dan bekerja dengan standar tinggi. Inilah tanggungjawab setiap anggota tim untuk saling bergandeng tangan dan tetap akuntable.

Jika tim tidak saling mempertahankan akuntabilitasnya, biasanya disebabkan karena mereka tidak mengukur kemajuan mereka. Sangatlah penting untuk membuat jelas apa standar tim, apa yang harus dikerjakan, oleh siapa dan kapan. Ambiguitas adalah musuh akuntabilitas.

Jika tim tidak mempertahankan akuntabilitasnya anggota tim cenderung akan lebih memperhatikan kepentingan pribadinya daripada kepentingan tim. Tim yang sehat akan menempatkan hasil tim sebagai tujuan yang amat penting. Jika semua anggota tim menempatkan hasil tim sebagai yang utama, maka tim tersebut akan berorientasi pada hasil.

“Our job is to make the results that we need to achieve so clear to everyone in this room that no one would even consider doing something purely to enhance his or her individual status or ego. Because that would diminish our ability to achieve our collective goals. We would all lose.”

Seorang pemimpin harus membuat hasil tim sangat jelas bagi semua, menghargai setiap perilaku yang memberikan kontribusi terhadap hasil tim. Inilah tanggungjawab seorang pemimpin untuk selalu mempertahankan tim tetap focus pada hasil.

Refrensi :

  1. Teori Akuntabilitas
  2. http://km.kompasgramedia.com/blog/2014/12/16/5-monster-penghancur-tim/

Pentingnya Kemampuan Akuntabilitas terhadap Anggota Tim dan Cara Melatih Kemampuan Akuntabilitas

Sudah merupakan kisah yang umum, saat mengakhiri sebuah rapat program kerja ada beberapa agenda penting yang sudah disetujui oleh semua orang untuk diselesaikan di akhir tahun. Semua orang di rapat tersebut mengatakan bahwa mereka akan berkontribusi untuk menyelesaikannya, tetapi ketika akhir tahun telah tiba umumnya sangat sedikit agenda tadi yang benar-benar diselesaikan. Bukannya tim tersebut terdiri dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tetapi sayangnya dalam tim tersebut tidak ada orang yang benar-benar akuntabel untuk memastikan bahwa agenda tersebut telah diselesaikan.

Akuntabilitas sendiri memiliki pengertian adalah sebuah kewajiban seorang individu atau organisasi untuk menjelaskan dan bertanggung jawab atas kegiatannya serta mampu mengungkapkan hasil secara transparan, baik tanggung jawab terhadap uang, harta maupun tanggungan lain yang telah dipercayakan (http://www.businessdictionary.com/definition/accountability.html). Sebuah studi yang dilakukan oleh The Workplace Accountability Study (Why Accountability in the Workplace Matters | TalentCulture) membuktikan kalau 91% dari responden menganggap bahwa kemampuan akuntabilitas merupakan sebagai salah satu pengembangan utama yang mereka butuhkan di suatu organisasi. Sayangnya, dari studi yang dilakukan tersebut juga membuktikan bahwa 82% dari responden kenyataannya tidak memiliki kemampuan untuk membuat orang lain akuntabel.

Sifat akuntabilitas sendiri bukan merupakan sifat yang tiba-tiba muncul begitu saja, tetapi perlu orang itu sendiri yang memilih untuk memilikinya. Berikut merupakan penjelasan tentang bagaimana cara kita dalam melatih diri agar mampu miliki sifat akuntabilitas :

  1. Berani Bertanggung Jawab
    Ketika sebuah tanggung jawab sedang dipaksakankepada seseorang biasanya mereka akan cenderung menolak bahkan mendongkol. Tetapi orang yang memiliki sifat akuntabel secara sukarela mengambil tanggung jawab tersebut dan secara aktif mengelola tanggung jawab tersebut agar orang lain tidak perlu khawatir mengenai hal tersebut.

  2. Tidak Berusaha Berdalih
    Orang yang akuntabel tidak melempar kesalahan mereka sendiri kepada orang lain. Mereka juga tidak berusaha berdalih atas diri mereka sendiri berdasarkan pengaruh dari luar. Mereka berusaha memecahkan masalah yang mereka hadapi dan berusaha bangkit kembali.

  3. Selalu Tepat Waktu
    Orang yang memiliki sifat akuntabel paham bahwa setiap proyek memiliki nilai ketetapan waktu, dan yang membuat orang-orang ini dapat diandalkan adalah kemampuan mereka untuk mengelola waktu mereka dan orang lain secara efektif.

  4. Mampu Mengelola Perasaan dan Mengendalikan Emosi
    Orang yang memiliki sifat akuntabel yang tinggi mengetahui bahwa emosi yang negative mampu mengancam produktifitas. Mereka tetap berusaha mengendalikan emosi mereka dan tidak membiarkan rekan yang emosional mengganggu apa yang seharusnya diselesaikan.

  5. Mampu Bekerja Sama
    Orang yang memiliki sifat akuntabel sangat cakap dalam memanfaatkan sumber daya yang ada disekitar mereka. Mereka berusaha untuk mendekati, menginspirasi dan memberdayakan sumber daya manusia disekitar mereka untuk membuat hasil yang positif kepada hasil akhir.

  6. Tidak Mengharapkan Penghargaan
    Orang yang memiliki sifat akuntabel hanya mendapatkan kepuasan dari menyelesaikan produk yang berkualitas tepat waku dengan tim yang berbangga dengan penyelesaian tersebut. Tambahan penghargaan yang lain hanya merupakan bonus untuk pekerjaan yang bagus.